Skip to main content

Laporan Praktikum Mikologi "Ciri dan Morfologi Jamur Kelas Ascomycetes)


LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI
MORFOLOGI JAMUR KELAS ASCOMYCETES


 

 

Disusun oleh :
Nama              : Muhammad Khotamul Wildan
NPM               : 1625010149
Golongan       : AH2
Kelompok      : 2



Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional“Veteran”  Jawa Timur
2018
I.                   PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Jamur termasuk dalam kingdom fungi, karena tidak dapat dikelompokkan dalam dunia hewan maupun tumbuhan. Hidupnya secara heterotrof (menguraikan bahan- bahan organik yang ada di lingkungannya seperti sampah dan bangkai) sehingga disebut organisme pengurai.
Jamur memiliki 4 divisi yaitu basidiomycota, ascomycota, basidiomycota dan deuteromycota.  Tubuh jamur berupa benang-benang yang bercabang yang disebut sebagai hifa, tetapi ada pula yang berbentuk bulat atau batang pendek yang disebut golongan khamir, hifa berinti ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat fase vegetatif jamur ada pula yang serupa plasma (lendir) yang hidup bebas, disebut fase plasmodium yang menghasilkan spora kembar sebagai bentuk alat perkawinannya.
Yeast (ragi) merupakan kelompok khamir yang banyak digunakan dalam industri pengolahan makanan. Jamur yang ada pada ragi adalah Saccharomyces cerevisiae yang termasuk dalam divisi ascomycota. Pada roti yang kedaluwarsa atau dibiarkan terbuka biasanya juga banyak ditumbuhi jamur, yang beberapa diantaranya berbahaya bagi kesehatan manusia karena jamur tersebut mampu menghasilkan toksin yang memicu beberapa penyakit seperti kanker dan gangguan hati. Oleh karena itu tujuan dari praktikum kali ini adalah mengenal morfologi  jamur melalui pengamatan makrokopis dan mikrokopis, khususnya jamur golongan ascomycota dari ragi dan jamur roti.
1.2              Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui ciri-ciri dan morfologi jamur dari golongan  Ascomycetes.



II.                TINJAUAN PUSTAKA
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi  (Gandjar, 1999).
Jamur dibagi menjadi 2 yaitu khamir (Yeast) dan kapang (Mold). Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organorgan penggerak lainnya. Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Coyne, 2009).
Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang termasuk ke dalam fungi mikroskopis. Khamir terdapat sebagai sel bebas yang sederhana. Khamir yang ditemukan memiliki berbagai bentuk sepeti bulat, lonjong, tingular dan sebagainya. Khamir tidak bergerak karena tidak memiliki flagela. Khamir dapat tumbuh dalam medim cair dan padat dengan cara seperti bakteri, yaitu prmbrlahan sel. Jenis khamir yang paling sering digunakan oleh manusia adalah Saccharomycess cerevisiae (Natsir, 2003)
Ascomycota, atau jamur kantung, adalah jamur yang hidup paling beragam, dengan lebih dari 40.000 spesies. Dalam filogeni terakhir, kelompok mencakup tiga subclass, Taphrinomycotina, Saccharomycotina (ragi), dan Pezizomycotina, yang meliputi sebagian besar dari ascomycetes multiseluler. Clade ini meliputi baik bersel tunggal (yeats) bentuk filamen, dan hifa atau yang terakhir septate (Johnston, 1961).
Ciri yang mendefinisikan Ascomycota adalah jamur ini menghasilkan spora seksual dalam askokarp yang mirip kantung, berbeda dengan zigot, sebagian besar kantung ini mengandung tahapan seksual mereka dalam badan buah makroskopik, atau askokarp. Ascomycota bereproduksi secara aseksual dengan cara menghasilkan spora aseksual dalam jumlah yang amat besar, yang sering kali tersebar oleh angin. Spora aseksual ini dihasilkan pada ujung hifa, sering kali dalam rantai yang panjang atau dalam kelompok. Spora tersebut tidak terbentuk di dalam sporangia, seperti halnya pada Zygomycota. Spora aseksual seperti itu disebut konidia (Campbell, 2003).
Golongan jamur ini memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantung yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang didalamnya 
terdapat spora yang disebut askospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora. Kelompok ini memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium konidium (aseksual) dan stadium askus (seksual). Sebagian besar Ascomycetes bersifat mikroskopis dan hanya sebagian kecil bersifat makroskopis yang memiliki tubuh buah (Moore-Landecker, 1982).



III.             METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.      Waktu dan Tempat
            Praktikum pengamatan morfologi jamur kelas ascomycetes dilaksanakan pada hari Kamis, 27 September 2018 pukul 13.30-15.10 WIB. bertempat di Laboratorium Kesehatan Tanaman 2, Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.
3.2.      Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan yaitu object glass, cover glass, mikroskop cahaya, cawan petri, pipet, bunsen, beaker glass, dan erlenmeyer. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu larutan yeast/fermipan (3% dan 6%), roti berjamur, aquadest, alkohol, dan tisu.
3.3.      Cara Kerja
1. Pengamatan Yeast
1. Membuat larutan yeast. Menyiapkan alat bahan yang diperlukan. Aquades steril dalam 2 erlenmeyer masing-masing 100ml dan juga yeast 3 gram dan 6 gram. Juga gula secukup.nya..
2. Pengerjaan di ruang laminar. Pastikan laminar air flow telah steril.
3. Masukan gula pada erlenmeyer secukupnya. Aduk hingga larut.
4. Masukkan yeast 3 gram dan 6 gram ke dalam masing-masing erlenmeyer. Aduk hingga larut.
5. Menginkubasikan selama kurang lebih 3 - 4 hari.
6. Mengamati morfologinya menggunakan mikroskop dengan cara mengambil larutan yeast secukupnya dengan pipet dan menaruhnya di gelas objek.
7. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
2. Pengamatan jamur roti
1. Menyiapkan roti yang telah ditumbuhi jamur
2. Mengambil jamur menggunakan jarum, skalpel, atau pinset.
3. Meletakkan jamur pada gelas objek dan menutupnya dengan cover glass.
4. Mengamati jamur dibawah mikroskop.
5. Mendokumentasikan hasil pengamatan.




IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan yeast dan jamur pada roti
No
Nama/Spesimen Jamur
Ciri Morfologi
Keterangan
1.
Yeast/Fermipan
(Saccharomyces cerevisiae)
Gambar 1. Pengamatan mikroskopis yeast 3% pada perbesaran 400x.
-     Hifa bersekat
-     Uniseluler
-     Bentuk bulat telur.

Kingdom : Fungi
Divisi  : Ascomycota Class  : Ascomycetes Ordo  : Saccharomycetales
Famili  :  Saccharomytaceae
Genus  :  Saccharomyces Spesies :  Saccharomyces cereviceae
2.
Jamur Roti
Gambar 2. Pengamatan mikroskopis jamur roti pada perbesaran 400x.
-    Konidia berwarna kehijauan
-    bersekat
-    Multiseluler
-    Ujungnya seperti gelembung-gelembung
-    Koloni berwarna hijau
Kingdom : Fungi
Divisi  : Ascomycota Class  : Ascomycetes Ordo  : Eurotiales
Famili  :  Eurotiaceae
Genus  :  Aspergillus Spesies :  Aspergillus flavus




4.2.      Pembahasan
4.2.1    Ragi Roti (Yeast)
            Hasil pengamatan mikroskopis ragi fermipan (yeast) 3% didapatkan bentuk bulat seperti telur, uniseluler, dan hifanya bersekat(septat). Jamur tersebut merupakan Saccharomyces cerevisiae.
Menurut Widayati et al. (2009) Saccharomyces cerevisiae bersel tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir, atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah dengan membentuk kuncup atau tunas (budding). Pada kondisi optimal, khamir dapat membentuk lebih dari 20 tunas. Tunas-tunas tersebut semakin membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya. Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi generatif terjadi dengan membentuk askus dan askospora. Askospora dari 2 tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis, sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi baru. Cara reproduksi fungi secara seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya bila suplai makanan terganggu atau lingkungan hidupnya tidak mendukung
            Saccharomyces digunakan dalam fermentasi industri makanan seperti bir, tapai, dan pengembang roti. Penggunaan Saccharomyces pada pengembang roti adalah untuk membuat tekstur roti menjadi empuk dan terasa lebih manis karena jamur ini mampu merombak karbohidrat menjadi gula dan menghasilkan gas CO2 melalui respirasi anaerob (fermentasi).
               Menurut Kalmus (2017) strain Saccharomyces cerevisiae pengembang roti dan fermentasi alkohol berbeda sehingga proporsi karbon dioksida dan alkohol yang dihasilkan berbeda pula. Ragi pengembang roti adalah campuran dari beberapa strain Saccharomyces cerevisiae yang dipilih untuk rasa dan kemampuannya untuk menghasilkan karbon dioksida tinggi, yang menyebabkan roti mengembang. Ragi fermentasi alkohol terbuat dari strain yang dipilih untuk kemampuan memproduksi alkohol dan cenderung memiliki rasa pahit. Ragi fermentasi dianggap sebagai ragi tidak aktif sementara ragi roti adalah ragi aktif. Dalam ragi aktif sel-sel ragi masih hidup, sedangkan  ragi fermentasi terbunuh dalam proses pembuatan ragi yang tidak aktif.
            Ragi roti dikenal sebagai ragi "aktif" dan tidak aman dikonsumsi secara langsung. Ragi akan terus tumbuh dan berkembang dalam sistem gastrointestinal, menyebabkan gangguan akut dan defisiensi nutrisi. Ada dua bentuk umum ragi yang tidak aktif, ragi nutrisional dan ragi bir, yang aman untuk dikonsumsi manusia, dan tidak akan menyebabkan pertumbuhan berlebih ragi atau infeksi pada sistem pencernaa. (Melanie, 2016). Ragi fermentasi alkohol dibiakkan untuk mendapatkan tingkat alkohol lebih tinggi daripada ragi roti berarti lebih sedikit gas CO2. Ragi fermentan adalah ragi toleransi tinggi khusus, tetap hidup hingga sekitar 17% kadar alkohol. Ragi roti akan mati karena keracunan alkohol sekitar 8%. Ragi fermentan  lebih cepat menghasilkan dan CO2 lebih sedikit saat fermentasi daripada ragi roti. (Jhajharia, 2014)
4.2.2    Jamur Roti
            Hasil pengamatan mikroskopis jamur roti memili ujung hifa terlihat seperti gelembung-gelembung, memiliki konidia berwarna agak coklat kehijauan, multiseluler. Berdasarkan ciri mikroskopis tersebut diduga bahwa jamur tersebut merupakan kelompok aspergillus. Pengamatan makroskopis pada koloni hasil isolasi setelah 4 hari di dapatkan warna koloni hijau buram kecoklatan. Hal ini sesuai pernyataan Schlegel (1994) yang menyatakan ciri Aspergillus adalah mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara, konidium–konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna tertentu pada jamur.
Hafsari dan Isma (2013) menyatakan bahwa Aspergillus dapat  dikenali  dengan  adanya struktur  konidia  yang  berbentuk  oval, semi bulat,  atau  bulat.  Konidia  melekat  pada fialid  dan  fialid  melekat  pada  bagian  ujung konidiofor  yang  mengalami  pembengkakan atau  disebut  vesikel.
Aspergillus merupakan jamur yang mampu hidup pada medium dengan derajat keasaman dan kandungan gula yang tinggi. Jamur ini dapat menyebabkan pembusukan pada buah-buahan atau sayuran. Aspergillus ada yang bersifat parasit, ada pula yang besifat saprofit. Aspergillus yang bersifat parasit menyebabkan penyakit Aspergillosis pada unggas karena mengeluarkan racun aflatoksin (Karmana, 2007). William (2004) menyatakan Aflatoksin, dapat menyerang sistem saraf pusat, beberapa diantaranya bersifat karsinogenik menyebabkan kanker pada hati, ginjal, dan perut.
Aspergillus yang ada pada roti merupakan Aspergillus flavus dikarenakan pada pengamatan mikroskopis ditemukan konidia yang menonjol dan diujungnya terdapat struktur mirip gelembung-gelmbung gerigi, selain itu warna koloni hijau sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur tersebut adalah Aspergillus flavus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ading (2014) A. flavus mempunyai konidia berwarna hijau kekuningan dan sangat cerah dengan ciri-
ciri sebagai berikut : bentuk bulat dengan permukaan bergerigi, stenigmata uniseriat dengan fialida berbentuk botol atau biseriatengan fialida dan metula, konidiofora bergerigi dan tidak berwarna.



V.                KESIMPULAN

1.      Fermipan (yeast) menggunakan jamur Saccharomyces cerevisiae, jamur ini memiliki ciri mikroskopis uniseluler, hifa bersekat, dan bentuknya bulat.
2.      Ragi roti dan ragi penghasil alkohol adalah Saccharomyces cerevisiae dari strain yang berbeda. Ragi roti lebih banyak menghasilkan gas CO2 dan rasa yang manis, sementara ragi penghasil alkohol lebih banyak menghasilkan alkohol dan lebih toleran terhadap alkohol sampai 17%.
3.      Ragi roti termasuk yeast yang masih aktif.
4.      Jamur pada roti merupakan Aspergillus flavus dengan ciri mikroskopis hifanya membentuk miselium, multiseluler, warna konidia hijau kecoklatan, sementara pada pengamatan makroskopis terlihat koloni berwarna hijau tua kecoklatan.
5.      Aspergillus flavus merupakan jamur penghasil aflatoxin yang berbahaya bagi kesehatan.




DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta : Erlangga
Coyne, Mark S. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar Publisher.1999.
Gandjar, I. et al. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia UI.
Hafsari, R.A dan I. asterina. 2013. Isolasi dan identifikasi kapang endofit dari tanaman obat surian (Toona sinensis). Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunang Gunung Djati Bandung, Bandung.
Jhajharia, Anil.  2014.  What is the difference between wine yeast and regular bread baking yeast?  (https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-wine-yeast-and-regular-bread-baking-yeast) (diakses 01 Oktober 2018)
Johnston, B., Mellor, J., 1961. “The role of agriculture in economicdevelopment.” American Economic Review 51(4): 566-593.
Kalmus, Sage. 2017.  What Is the Difference Between Brewer's Yeast & Baker's Yeast?.. (https://www.livestrong.com/article/444916-interesting-facts-on-bread-the-effects-of-yeast/) (diakses 01 Oktober 2018)
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Moore-Landecker, E & Shropshire ,W. 1982. Effects od aeration and  lights on apotechia, sclerotia, and mycelia growth in the discomycete Pyronemadomesticum. Mycologia74
Natsir. 2003. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Schlegel Hans G,. 1994. Mikrobiologi Umum. Penterjemah Tedjo Baskoro. Edisi keenam. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Setyo, Mudjajanto Eddy dan Lilik Noor Yulianti. 2009. Membuat Aneka Roti. Jakarta: Penebar Swadaya.
Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Hal : 290
William J. H. et. al. 2004. Human aflatoxicosis in developing countries; A review of toxicology, exposure, potential health consequences, and interventions. American Journal Clinical Nutrition 80; 1106-1122.

Comments

Popular posts from this blog

Uji Lanjutan BNT, BNJ, dan DMRT

Multiple Comparison Tests -Uji pembandingan nilai-nilai tengah perlakuan - Uji lanjut ( posthoc tests) dari ANOVA jika terdapat hasil yang signifikan ( hipotesis H 0 ditolak ) - Beberapa uji adalah :   -   Uji BNT (Beda Nyata Terkecil , Least Significance Difference)   -   Uji BNJ (Beda Nyata Jujur , Honestly Significance Difference)   -   Uji Perbandingan Berganda Duncan (Duncan's Multiple Range Test)   -   Uji Perbandingan thd Kontrol ( uji Dunnett ) Silahkan download contoh Uji RAL satu faktor berikut : Download Contoh Uji BNT BNJ DMRT Excel Btw kalau ada kritik & saran boleh banget, kita sama-sama belajar.

Nama Pestisida yang Ada di Indonesia(Merk Dagang, Sasaran, Cara Aplikasi dan Produsen)

APLIKASI PESTISIDA DAFTAR NAMA PESTISIDA YANG ADA DI INDONESIA OLEH: KELOMPOK 5 1.        MUSBIHATUN                                            1625010144 2.        MUHAMMAD KHOTAMUL WILDAN 1625010149 3.        MUHAMMAD ZINIDIN                            1625010156 4.        TESHA LUTFIKA RATRI                        1625010158 5.        OKTA GEGANA PURWADI                    1625010162 6.        MUHAMMAD ALFIAN ANWARI          1625010171 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS PERTANIAN 2018 Herbisida No Nama Dagang / Formulasi Jenis Pestisida Sasaran dan Cara Aplikasi Batas Residu Nama Produsen 1.          PROMOLLY 20 WG (umum) metil metsulfuron (metsulfuron-methyl) : 20 % Herbisida sistemik purna tumbuh berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. Karet (TBM) : gulma berdaun lebar  Ageratum conyzoides, Borreria alata, Mikania micrantha, Synedrella nodiflora  (Penyemprotan volume tinggi