Pengertian Remote Sensing (Pengindraan Jauh)
Remote sensing, adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh
informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi “tanpa kontak
langsung” dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media
perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari
gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk
citra.
'tanpa kontak langsung' dapat diartikan secara sempit dan luas.
Ø Secara sempit artinya tidak ada kontak antara objek
dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi
menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman.
Ø Secara luas artinya kontak dimungkinkan dalam bentuk
aktivitas “ground truth”, yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan
dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh
lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Acquiring information about an object without contacting it physically.
Methods include aerial photography, radar, and satellite imaging”.(thoreau.dnr.state.mn.us/mis/gis/tools/arcview/Training/WebHelp/Glossary/Glossary3.html)
Penginderaan Jauh dan Teknik-Teknik SIG
ü Sensor PJ mengumpulkan data daerah tertentu à spektrum elektromagnetik
ü Data penginderaan jauh lahan dan berbagai produk ortofoto digital
ü Data Landsat yang ada dapat digunakan secara Free
ü Buku + Publikasi menyediakan diskusi
rinci berbagai sensor dan analisis yang telah/sedang digunakan dalam penginderaan jauh
ü Aktifitas perekaman, pengamatan dan pemahaman
(sensing) objek atau kejadian di tempat yang jauh (remote).
ü sensor secara tidak langsung kontak dengan objek
atau kejadian yang diamati
ü Secara normal radiasi gelombang elektromaknetik
digunakan sebagai pembawa informasi
ü Keluaran dari sistem penginderaan jauh biasanya
sebuah foto yang menggambarkan scene yang diamati
ü analisis gambar (image) dan interpretasi diperlukan
untuk memastikan informasi yang berguna
ü Ilmu dan teknologi pencarian informasi tentang
permukaan bumi (daratan dan lautan) dan atmosfer menggunakan sensor yang
dipasang di pesawat udara (kapal terbang atau balon) atau bentuk dasar pesawat
ruang angkasa (satelit dan pesawat ulang alik).
Tergantung pada skup, penginderaan jauh dapat dibagi menjadi :
- satelit penginderaan jauh (bentuk dasar satelit
yang digunakan),
- fotografi dan fotogrametri (ketika foto-foto
yang digunakan dari penangkapan cahaya tampak),
- termal penginderaan jauh (ketika bagian termal
spektrum inframerah digunakan),
- radar penginderaan jauh (ketika panjang
gelombang mikro digunakan), dan
- LiDAR pengindraan jauh (ketika pulsa laser yang dikirim ke tanah dan jarak antar sensor dan tanah diukur berdasarkan pada waktu masing masing pulsa kembali).
Rentang aplikasi penginderaan jauh termasuk :
Arkeologi, Pertanian, Kartografi, Teknik Sipil, Meteorologi, dan
Klimatologi, Studi-studi Kelautan, Tanggap Darurat, Kehutanan, Geologi, Sistem
Informasi Geografi, Kebencanaan, Penggunaan Lahan, dan Penutupan Tanah, Bencana
Alam, Oseanografi, Sumberdaya Air, dan sebagainya.
Bentuk penginderaan jauh (PJ) :
q PJ pasif à memanfaatkan energi pantulan dari radiasi gelombang elektromagnetik atau
menyerap energi dari bumi, seperti kamera dan detektor inframerah panas
q PJ aktif à mengirim energi mereka keluar dan mencatat bagian pantulan dari energi
permukaan bumi, seperti sistem pemotretan radar.
Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik adalah bentuk energi dengan sifat gelombang, dan
sumber utamanya adalah matahari.
Spektrum
Elektromagnetik à Perjalanan energi sinar matahari dalam bentuk
gelombang pada kecepatan cahaya (dinyatakan c = 3.108 ms-1). Ciri pokok gelombang elektromagnetik :
q panjang gelombang ( l ) adalah jarak antara dua puncak gelombang
q Frekuensi ( m ) adalah jumlah getaran sempurna per detik
q Hubungan cepat rambat ( c ), panjang gelombang,
frekuensi adalah :
C = l . m
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tenaga matahari sampai kempermukaan bumi adalah:
1. Waktu (jam atau musim)
Faktor waktu berpengaruh
terhadap jumlah energi matahari yang sampai ke bumi. Siang hari jumlah
tenaga yang diterima lebih banyak dibandingk pagi.
2. Lokasi
Lokasi berkaitan dengan
posisi terhadap lintang geografi dan terhadap permukaan laut. Di daerah
khatulistiwa jumlah tenaga yang diterima lebih banyak dari pada daerah lintang
tinggi.
3. Kondisi
cuaca
Cuaca mempengaruhi adanya
hambatan di atmosfer. Saat cuaca berawan jumlah tenaga yang diterima lebih
sedikit dari pada saat cuaca cerah.
Sampai ke bumi dibagi kedalam tiga tipe oleh interaksinya dengan kenampakan pada permukaan bumi
q Transmisi (Transmission) à pergerakan
energi melalui sebuah permukaan.
1.
Jumlah energi
yang ditransmisikan tergantung pada panjang gelombang
2.
diukur sebagai
rasio dari radiasi yang ditransmisikan dengan radiasi yang terjadi, dikenal
sebagai transmittance
q Refleksi (reflectance) à batasan yang digunakan untuk mendifinisikan rasio
dari jumlah radiasi elektromagnetik yang dipantulkan oleh permukaan objek
dengan jumlah awal radiasi yang mengenai permukaan objek.
permukaan objek halus, menyebabkan pantulan specular à semua (atau hampir semua) dari energi diarahkan dari permukaan dalam
satu arah
permukaannya objek kasar à energi
dipantulkan kesegala arah dan seragam, pantulan difusi (diffuse).
Kebanyakan kenampakan objek permukaan
bumi terletak diantara pantulan specular atau difusi sempurna.
q Emmittanceà Bagian dari energi yang diterima dipancarkan kembali, biasanya pada
panjang gelombang panjang, dan kebanyakan dari mereka menetap dan memanaskan
target.
Standar teknik penginderaan jauh ditekankan pada:
q aplikasi yang melibatkan gelombang sinar tampak
q gelombang dekat-inframerah (near infrared).
Dihasilkan dalam bentuk analog (film) atau bentuk digital
q untuk mengumpulkan, menyimpan,
memanipulasi,
q dan menganalisis sumber daya
alam
q dan penutupan lahan/data penggunaan lahan.
data PJ dianggap sebagai sumber data objektif dan tidak memihakKeterbatasan data PJ umumnya dapat mempengaruhi analisis:
q faktor resolusi: spasial
(ukuran piksel),
q spektral, temporal (frekuensi
pengumpulan),
q radiometrik (jumlah bit),
q dan geometris
Fotografi standar dalam PJ tidak dapat
membedakan vegetasi hidup dan vegetasi mati à
semua tampak hijau
q film warna inframerah, dapat
membedakan vegetasi yang tumbuh dan yang mati à perbedaan pemantulan pada panjang gelombang inframerah dekat (tidak
terlihat),
q karenanya ada istilah kamuflase deteksi film
q Untuk peningkatan analisis dan interpretasi biasanya
digunakan spektrum gabungan
Ciri-ciri Data Penginderaan Jauh
Data yang dikumpulkan oleh sistem PJ dapat ;
1.
dalam format
analog yang lain (cetakan foto udara atau data video)
2.
format digital
(matrik angka dari nilai kecerahan “brightness value” à berhubungan dengan rata-rata ukuran radiasi dalam sebuah pixel gambar).
PJ membutuhkan 4 karakteristik resolusi dasar (Jensen, 2005) :
1. Resolusi Spasial (Spatial resolution) à ukuran jarak minimum antara dua objek yang akan kita abaikan untuk
diferensiasi dari satu ke yang lain dalam sebuah gambar.
2. Resolusi Spektral (Spectral resolution) à mengarah ke jumlah dan ukuran dari band yang mampu di rekam.
Sensor Lansat TM mengoleksi tujuh band spasial termasuk
- (1) 0.45–0.52 mm == (blue),
- (2) 0.52–0.60 mm == (green),
- (3) 0.63–0.69 mm == (red),
- (4) 0.76–0.90 mm == (near-IR),
- (5) 1.55–1.75 mm == (short IR),
- (6) 10.4–12.5 mm == (thermal IR),
- (7) 2.08–2.35 mm == (short IR).
3. Resolusi Radiometrik (Radiometric resolution) à kepekaan dari sensor untuk cahaya masuk, à berupa banyak perubahan cahaya yang harus ada pada sensor sebelum
terjadi perubahan nilai kecerahan
4. Resolusi Temporer (Temporal resolution) à mengarah ke jumlah waktu yang dibutuhkan sensor untuk kembali ke lokasi pencitraan sebelumnya. Hal ini penting untuk mendapatkan citra pengulangan atau pencitraan dekat pengulangan objek dilokasi yang sama (perubahan fenomena alam)
Interpretasi Citra / Potogrametri
Pengertian
q Colwell, (1997) , Interpretasi à sebagai kegiatan mengamati citra/foto udara dengan
tujuan mengidentifikasi objek-objek dan menilai maknanya.
1.
identifikasi/deteksi,
2.
pengukuran,
dan
3.
pemecahan
masalah.
q Hasil interpretasi sering dinyatakan dalam batasan
kuantitatif, untuk contoh, seperti (likely), kemungkinan (possible), dan
peluang (probable) atau tertentu (sertain).
Tujuh elemen yang umumnya digunakan dalam interpretasi citra/foto udara yaitu:
- Tone/warna à Tone : menunjuk ke masing-masing
variasi yang dapat dibedakan dari hitam ke putih dan mencatat
pantulan cahaya dari permukaan lahan ke dalam film. Warna :
menunjuk ke masing-masing variasi
yang dapat dibedakan pada citra yang dihasilkan oleh kombinasi berbagai
hue/rona, value/intensitas dan chorma/kecerahan.
- Ukuran/size à memberikan petunjuk penting dalam diskriminasi
objek dan kenampakan
- Bentuk/shape à kenampakan/objek-objek dapat memberikan
petunjuk diagnosis dalam identifikasi
- tekstur/texture à ke frekuensi dari perubahan dan pengurutan
dalam tone/rona
- pola/pattern à susunan teratur dari benda-benda yang dapat mendiagnosis kenampakan pada bentang alam
- bayangan/shadow à berkaitan dengan ukuran dan bentuk objek.
- asosiasi/association à petunjuk paling membantu dalam
mengidentifikasi instalasi buatan manusia.
Comments
Post a Comment